Selasa, 19 Februari 2019

Bapak


Dari mana aku ingin memulai agar semua bisa tahu kalau ada seorang yang sangat baik di dalam hidupku. Sejak kecil, ia mengajariku secara tidak langsung. Sebab ia mengajari dalam diamnya kata tetapi banyak kerja. Tentunya perlakuan bapak itu penuh kasih sayang. 

Yang kuingat, saat aku masih SD, tubuhku masih mungil, saat jam sudah menunjukkan pukul enam tetapi aku masih tidur, Padahal aku harus ke sekolah, bapak yang membangunkanku. Bukan dengan teriakan, bukan dengan siraman air. Tetapi dengan pijetan. Bapak biasanya mijetin tubuh ini. Aku yang dengan malas membuka mata dan dengan berat sekali untuk duduk membangunkan diri dari tidur nyenyak. Disitupun bapak masih menungguku untuk seratuspersen bangun. Lalu bapak menawarkan punggung nya untuk menggendongku sampai ke kamar mandi. Bapak selalu siap sedia dan tidak pernah absen untuk mengantarku ke sekolah.

Bapak itu orang yang pertama kali bangun di pagi hari. Biasanya ia langsung pergi ke musola untuk adzan. Sepulang solat dari sana, ia akan masak air. Mencuci piring sisa semalam. Lalu membuatkan minuman pagi untuk keluarga. Baru ibu bangun untuk masak pagi.
Begitu terus sampai sekarang pun masih begitu. Teh hangat pagi selalu buatan bapak tidak pernah absen. :) (merantau itu rindunya banyak)

Bapak tidak pernah marah. Sama sekali. Aku menghilangkan uangnya pun bapak hanya mengeluh, lalu berkata "oh yasudah lain kali itu ya hati-hati to". Padahal itu limapuluh ribu, angka yang lumayan besar sewaktu aku kecil.
Bapak yang selalu siap mengantarku kemana mana. Bapak yang selalu siaga kalau aku sakit. Bapak yang tidak kenal lelah sekalipun aku minta jalan jalan sore padahal bapak baru pulang kerja.
Begitu juga saat aku punya tugas mencari bambu untuk kegiatan pramuka, bapak baru pulang jam lima sore tetapi langsung cekatan pergi ke belakang untuk mencarinya. Tidak ada pahlawan lain yang berjasa dalam hidupku selain bapak.

Aku ingat juga saat aku sakit dan dioperasi, Saat aku tidak bisa banyak bergerak. Bapak yang paling sabar. Bahkan bapak yang membantuku buang air, membersihkan diriku. Aku ingat pak. Biar kutulis ini untuk membuatku ingat akan kebaikanmu yang pasti tidak bisa kubalas penuh ketulusanmu. Bapak yang paling sabar sedunia. Semoga saat bapak tua, saat aku yang berganti merawat bapak, aku bisa sesabar bapak. 

Bapak yang malamnya sering kuganggu padahal lagi mengerjakan tugas kantornya. Entah ada lelah atau tidak aku tidak menyadarinya. Pernah aku meminta mengerjakan tugas menggambar padahal bapak pun punya tugas kantor. Tetapi bapak gak pernah nolak sekalipun jika anaknya meminta.
Bapak pun teman seruku, apalagi saat ada pertandingan badminton di televisi. Cinta nonton badminton dari jaman taufik hidayat vs lindan. Bapak selalu bilang,:itu yang melatih bapak. Aku selalu mengiyakannya saja. Atau kita nonton bola piala dunia tengah malam. Ibu sampai menyiapkan kacang untuk begadang. Atau juga menonton moto gp. Tentunya milih rosy, lagi lagi bapak selalu bilang, "rosy itu yang melatih bapak".
Jaman sama bapak itu selalu menyenangkan. Meskipun bapak banyak diamnya. Tapi bapak gak kalah perhatian.
Diri ini tidak mungkin bisa membalas itu semua bukan? 

Bapak yang paling sayang keluarganya. Bapak yang selalu ada dan sigap. Meskipun  banyak orang yang bilang bapak pendiam dan meremehkan bapak tetapi aku adalah orang yang beruntung bisa jadi anak bapak. Semoga Allah selalu memberikan kasih sayang Nya ke bapak. Selalu. Karena bapak selalu sayang sama keluarganya.

-milik_naru, 20/2/19-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

(: